Ajang balap motoGP selalu menyuguhkan pertunjukan yang menabjubkan untuk para penontonya. Aksi masing-masing pembalap ketika overtake juga menjalankan strateginya. Kali ini kita akan bahas cara-cara pembalap motoGP yang sebenarnya kali di diperhatikan sudah masuk dalam norma-norma kelicikan namun sah untuk digunakan mengalahkan pembalap dipannya.
#Slip Stream
Aksi ini biasanya buanyak terjadi di ajang balap kadet moto3, dimana power motor yang pas-pasan musti mencari cara agar lebih cepat dibanding dengan pembalap lainnya, nah pada ajang moto3 kelihatan banget siapa yang di depan pasti akan gampang di overtake oleh pembalap yang dibelakang. Aksi ini sebenarnya memanfaatkan ruang hampa di belakang motor yang membuat motor di belakang tidak kena drag udara secara lagsung.
Kasus slip stream ini memang kejam, dimana pembalap di depan tidak bisa memaksimalkan performa mesin hingga 100% akibat terpaan udara dari arah depan, sedangkan di belakang performa mesini bisa lebih maksimal karena seperti di buatkan terowongan hampa udara di belakang pembalap di depan, drag udara tidah terlalu besar.
Bahkan Crutchlow gemes liat adik-adik moto3 yang melakukan slip stream yang akhirnya aksi ini makin popular disebut dengan istilah towing. Saking gemasnya Crutchlow mengungkapkan kalo jadi komisi disiplin motoGP akan mendenda 1.000 euro jika ada indikasi towing.
Contoh nyata yang paling liciknya aksi slip stream adalah Iannone yang sengaja mengikuti Marquez di sirkuit philip island australia pada tahun 2017 pada sesi free practice. Kemudian pada motoGP Brno 2016 dengan nyata Marquez mengungkapkan melakukan slip stream ke valentino rossi untuk mendapatkan pole position. Untuk moto3 aturan slip steram di pantau ketat namun untuk motoGP gak ada masalah.
#Block Pass
Aksi block pass ini sangat sering dilakukan pembalap motoGP saat akan overtake di tikungan aksi ini biasanya dengan sengaja pembalap di belakang mengambil sisi dalam ketika menikung. Ketika pembalap di belakang mulai menyamai pace pembalap didepan otomatis racing line pembalap di depan ketutup pada momen ini pembalap di sisi luar tidak bisa ngapa-ngapain selain mempertahankan racing line di sisi luar. atau bahkan membuat pembalap paling luar terdorong ke luar lintasan.
Aksi yang paling ikonik adalah aksi Doviozioso saat mengalahkan Marquez di sirkuit Austria pada tahun 2019 lalu. Atau aksi Marques yang mencoba menyalip Rossi di 2 tikungan terakhir Assen belanda.
#Leg Dangle
Leg Dangle sendiri adalah aksi dimana pembalap menurunkan kaki sebelum menyongsong tikungan. Aksi ini sebenarnya aktifitas untuk memindahkan COG (Center Of Gravity Motor) secara instan sebelum menyongsong tikungan. Namun ada kesan dimana seolah-olah pembalap didepan menghalangi pembalap di belakang untuk tidak boleh menyalip.

Aksi leg dangle sendiri lebih popular digunakan di ajang balap super moto, flat track dan balap motor trail, namun akhirnya banyak pembalap MotoGP mengaplikasikan untuk menyongsong tikungan.
#Save For The Last
Di era ban Micelin ini sepertinya strategi Save For The Last ini sangat banyak diterapkan untuk pabrikan untuk meminimalisir duel yang berbuntut pada ban belakang yang lebih cepat aus. Srategi ini seperti mengukur kemampuan pembalap didepan dan terus mengintai hingga lap terakhir untuk menusuk dari belakang. Setidaknya pembalap di belakang memiliki data analisa di sektor mana untuk mulai menusuk pembalap didepan.
Ditahun 2019 strategi #Save For The Last paling sering terjadi ketika Dovi Mengalahkan Marquez di Austria, Alex Rins Mengalahkan Marquez di Silverstone dan terakhir ketika Marquez yang Mengalahkan Fabio Quartararo di motoGP Misano. wdy.